17 Jul-NYALAKANLAH CAHAYA PELITAKU
NYALAKANLAH CAHAYA PELITAKU
"Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercaha-ya; Tuhan
Allahku, menyinari kegelapanku. "
Mazmur 18 : 29
Kadang-kadang
kesaksian batiniah itu sudah ada di dalam diri kita, tetapi kita tidak
mengenalinya.
Saya
berdoa dalam bahasa roh untuk kebaktian Minggu di gereja yang saya layani,
tiba-tiba saya berbeban bagi gereja yang saya layani sebelumnya. (Camkanlah, apabila
saya berdoa dengan bahasa roh, maka rohku ikut berdoa,-dan roh manusia adalah
pelita Tuhan). Setelah kurang lebih 30 hari saya pun berkata, "Tuhan,
apakah Engkau kehendaki agar saya harus kembali ke gereja lama yang saya layani
itu? Kalau begitu berbicaralah Tuhan kepada isteri saya, saya yakin dia pun
dapat mendengarkan."
Pada
suatu pagi saya berkata kepadanya, "Kalau Tuhan berbicara tentang sesuatu
kepadamu, Sayangku, beritahukanlah kepadaku." Lalu saya pun menunggu
sampai 30 hari lamanya sebelum saya bertanya lagi kepadalnya, "Bagaimana
manisku? Sudahkah Tuhan berbicara kepadamu?"
Lalu
ia menjawab, "Kalau Tuhan sudah berbicara kepadaku, saya tidak
mengetahuinya."
Lalu
saya pun lebih terinci lagi menanyakannya: "Apakah kau tidak mendengar
suara Tuhan berbicara kepadamu agar kita kembali ke . . . ?"
"Oh
itu?" ujar isteri saya. "Saya mengira itu hanya dari saya
sendiri."
Marilah
kita ulas persoalan ini. Ketika isteri saya berkata "saya" maka yang
dia maksudkan ialah diri jasmaniahnya, dan hal itu tentu saja tidak dapat
dibenarkan. Akan tetapi apabila yang dimaksudkannya adalah! "saya"
yang merupakan kesaksian batiniahnya, manusia sejatinya yang ada di dalam
dirinya itu,-maka itu adalah pelita Tuhan. Jadi bukan dia yang
berbicara,-melainkan Tuhan yang memasang pelita hati isteri saya dan memberi
penerangan dalam batinnya. Tuhanlah yang telah menyalakan cahaya pelitanya!
PENGAKUAN:
Allah
Tuhanku menyalakan pelita saya. Dialah yang menerangi segala segi kehidupanku.
Comments
Post a Comment