26 Jul-MENDENGARKAN HATI NURANI
MENDENGARKAN HATI NURANI
"Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agung, Paulus
berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup
dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah. "
Acts 23:1—Kis 23 : 1
Sungguh
menarik sekali apabila kita memperhatikan surat-surat yang ditulis Rasul Paulus
kepada gereja dan yang kita dengar ia katakan tentang hati nurani. Ia selalu
mengikuti petunjuk hati nuraninya.
Saya
pernah mendengar sejumlah pendeta mengajukan pertayaan kepada seorang pendeta
besar yang terkenal,—salah seorang penginjil yang terkemuka di dunia. Mereka
bertanya kepada dia, "Kami mengetahui bahwa Tuhan telah memanggil anda dan
mengurapi anda untuk menjalankan tugas pelayanan ini,—akan tetapi apakah ada
sesuatu yang anda lakukan yang sifatnya wajar yang ikut merupakan andil
terhadap keberhasilan pelayanan anda lebih dari yang lain-lainnya?"
Saya
pun mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang akan dia katakan, sebab saya
tahu bahwa dia adalah seorang pendoa. Doa itu penting sekali. Akan tetapi
jawabnya bukan doa yang terpenting baginya.
Ia
berkata, "Tentu saja, Tuhan memanggil saya untuk menjadi seorang
penginjil. Akan tetapi anda bertanya dari segi pendirianku. Maka jawabanku
terhadap pertanyaan anda, bahwa yang merupakan andil terhadap keberhasilan
saya lebih dari yang lain-lainnya ialah: "Saya selalu mendengarkan kepada
petunjuk suara hati nurani saya."
Dengan
kata lain, apa yang ia katakan adalah, "Saya senantiasa mendengar apa yang
dikatakan oleh Roh Tuhan kepadaku, —yakni suara yang senantiasa saya dengar
berbicara di dalam diri saya."
PENGAKUAN:
Roh
Kudus berada di dalam rohku. Roh Kudus berhubungan melalui rohku. Rohku
mempunyai suara. Saya mendengarkan apa yang dikatakan oleh rohku itu. Yakni
suara hati nuraniku yang terdapat jauh di dalam diriku.
Comments
Post a Comment