27 Aug-MENJALANKAN MAKNA FILIPI 4 : 6

KEMBALI KE PAGE SANTAPAN IMAN

Artikel perenungan sebagai SANTAPAN IMAN ini, ditulis oleh seorang hamba Tuhan yang bernama Pendeta KENNETH HAGIN, pendiri Rhema Bible Church, mencakup KENNETH HAGIN MINISTRIES, di TULSA, OKLAHOMA, USA. Buku dengan judul asli FAITH FOOD, di Indonesia diterbitkan oleh Yayasan Pekabaran Injil "IMMANUEL". Dibuat dalam bentuk Weblog Page supaya menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.
(SELANJUTNYA, GESER/GULUNG LAYAR, dan SILAHKAN LANJUTKAN MEMBACA SANTAPAN IMAN HARI INI)
KEMBALI KE PAGE SANTAPAN IMAN


MENJALANKAN MAKNA FILIPI 4 : 6

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. "

Filipi 4 : 6—Philippians 4:6

 

Terjemahan dari versi Amplified menyatakan ayat ini sebagai permulaannya begini: "Janganlah merasa cemas atau kuatir tentang apapun…”

Orang-orang Kristen hanya mempraktekkan sebagian saja dari ayat ini. Bagian yang mengatakan agar kita berdoa. Akan tetapi apabila kita melaksanakan satu bagian, tetapi tidak melakukan bagian yang lainnya dari ayat itu, maka berarti kita tidak melaksanakan Firman Tuhan. Kita bukanlah pelaku dari Firman Tuhan.

Pertama sekali, Firman Tuhan berkata, "Janganlah kamu merasa kuatir...." Apabila kita merasa kuatir dan hati kita merasa cemas akan segala sesuatu, maka tidak ada gunanya kita mengajukan suatu permintaan. Bila kita berdoa dengan rasa cemas yang berlebih-lebihan, maka doa kita itu tidak akan ada artinya sama sekali.

Beberapa tahun yang lalu saya pernah membaca tentang bagaimana seorang laki-laki, bersama dengan isterinya, dan seorang anaknya yang sudah dewasa pergi ke kebun untuk memetik kapas. Tetapi perhatian anak laki-laki itu tidak berada di pekerjaannya itu sepanjang hari. Tiada berapa lama datanglah awan mendung, lalu guntur pun berbunyi dengan gemuruh. Namun sang ayah tetap saja menghendaki agar mereka terus bekerja sampai seluruh kebun itu rampung. Namun guntur, kilat dan halilintar pun mulai sambung-menyambung. Mereka pun mulai lari tunggang-langgang mencari perlindungan. Ketika mereka kebingungan dan merasa tidak mungkin mendapatkan perlindungan di tengah kebun yang luas itu, maka sang ayah dan ibu itu pun jatuh berlutut dan berdoa. "Ayah dan Ibu" demikianlah teriak anak laki-laki itu, memanjatkan doa dengan hati yang penuh rasa ketakutan, tidaklah akan mempan."

Memang apa yang diucapkan anak laki-laki itu mengandung kebenaran. Itulah yang dimaksudkan oleh Roh Kudus melalui Rasul Paulus. Jadi, apabila kita berdoa, maka hendaklah "jangan ada perasaan cemas apa pun dalam hati kita."

PENGAKUAN:

Saya tidak mengidap rasa cemas atau kuatir tentang apa pun di dalam hati saya.

Comments

Popular posts from this blog

7 Oct-NAMA ITU

4 Oct-PERSEKUTUAN DALAM DOA

27 Dec-TUGAS BAPA