29 Jan-TUHAN IKUT CAMPUR TANGAN

❤️✝️🔥
KEMBALI KE PAGE 

Artikel perenungan sebagai SANTAPAN IMAN ini, ditulis oleh seorang hamba Tuhan yang bernama Pendeta KENNETH HAGIN, pendiri Rhema Bible Church, mencakup KENNETH HAGIN MINISTRIES, di TULSA, OKLAHOMA, USA. Buku dengan judul asli FAITH FOOD, di Indonesia diterbitkan oleh Yayasan Pekabaran Injil "IMMANUEL". Dibuat dalam bentuk Weblog Page supaya menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.
(SELANJUTNYA, GESER/GULUNG LAYAR, dan SILAHKAN LANJUTKAN MEMBACA SANTAPAN IMAN HARI INI)


TUHAN IKUT CAMPUR TANGAN

"....sebab di tangan Tuhanlah pertempuran..."

1 Samuel 17 : 47.

"Janganlah susah memikirkannya," tegur ibu saya tatkala saya menghadapi suatu kemelut dalam lingkungan keluarga kami. "Si Anu hampir menghancurkan Dub." (kakak saya).

"Memang saya tidak mau menghadapi kemelut. Sama sekali saya tidak mau menghadapi kemelut. Sebab saya akan meletakkan segala jalan hidupku di dalam tangan Tuhan!" jawabku.

Wanita yang suaminya begitu banyak telah menimbulkan kesulitan bagiku menemui saya di jalan keluar mobilku menuju jalan raya. Ia mulai ngoceh dan ngomel tidak karuan dengan gigihnya mengamuk menurut cara Texas. Dalam hatiku saya berucap, "Ya Tuhan, kasihanilah jiwa yang malang ini, yang penuh dengan kebencian dan mementingkan diri sendiri. Ia tidak dapat lagi me­nguasai dirinya sehingga berbuat hal yang demikian itu. Ia tidak dapat mencegah dirinya mengambil sikap yang sesuai dengan sifat-sifat iblis di dalam dirinya oleh karna dia sendiri adalah anak iblis." Sepatah kata pun tidak saya ucapkan kepadanya, akan tetapi saya berkata kepada Tuhan dalam hatiku, "Terima kasih ya Tuhan, Engkaulah yang terlebih besar yang ada di dalam diri saya!" Dan saya pun bertindak sesuai dengan kenyataan bahwa Tuhanlah yang terlebih besar yang berada di dalam diri saya. (1 Yohanes 4:4)—1 John 4:4. Dan sesungguhnya Tuhan memang jauh lebih besar. Jauh lebih besar dari setan yang berada di dalam diri orang perempuan itu.

Saya rasa ia pasti telah menghayati rasa belas kasihanku terhadap dirinya, karena tiba-tiba ia menengok kepada saya dan berhenti ngoceh tidak karuan itu. Kemudian ia memegang tanganku lalu jatuh tersungkur berlutut di hadapanku sambil menangis, "Ya Tuhan,— tumpangkanlah tanganMu ke atas kepalaku dan berdoalah untukku. Orang yang malang seperti saya ini memerlukan sesuatu, tolonglah doakan saya ini!"

Sepatah kata pun saya tidak berucap kepadanya. Satu-satunya yang saya kerjakan ialah bertindak sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Alkitab sebagai satu kebenaran.

PENGAKUAN:

Yang lebih besar adalah Dia yang berada di dalam diri saya. Dan saya akan bertindak sesuai dengan Firman.

Comments

Popular posts from this blog

7 Oct-NAMA ITU

4 Oct-PERSEKUTUAN DALAM DOA

27 Dec-TUGAS BAPA