29 Jul-LEMBUT

KEMBALI KE PAGE SANTAPAN IMAN

Artikel perenungan sebagai SANTAPAN IMAN ini, ditulis oleh seorang hamba Tuhan yang bernama Pendeta KENNETH HAGIN, pendiri Rhema Bible Church, mencakup KENNETH HAGIN MINISTRIES, di TULSA, OKLAHOMA, USA. Buku dengan judul asli FAITH FOOD, di Indonesia diterbitkan oleh Yayasan Pekabaran Injil "IMMANUEL". Dibuat dalam bentuk Weblog Page supaya menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.
(SELANJUTNYA, GESER/GULUNG LAYAR, dan SILAHKAN LANJUTKAN MEMBACA SANTAPAN IMAN HARI INI)
KEMBALI KE PAGE SANTAPAN IMAN


LEMBUT

"Oleh tipu daya pendusta-pendusta ..."

1 Timothy 4:2—1 Tim 4:2

 

Tetaplah pelihara hati nurani kita yang lembut. Jangan menyerangnya. Sebab hati nurani kita itu,—suara roh kita,—yang berhubungan dengan jalan pikiran kita tentang apa yang dikatakan oleh Roh Allah ke dalam diri kita. Apabila kita tidak bersikap demikian, maka hal-hal yang rohani akan menjadi kabur bagi kita.

Selama pertengahan tahun tiga puluhan saya menggembalakan sebuah gereja di pedesaan dan biasanya menghabiskan waktuku pada hari Minggu malam di rumah seorang tua yang sudah berusia 89 tahun. Tuan itu dengan saya tidak bangun pagi seperti penduduk lainnya di sekitar tempat itu, melainkan kami berdua makan sarapan pagi bersama-sama pada kira-kira pukul 8 pagi. Ia mempunyai ketel kopi yang kuno, yang ditempatkannya di atas tungku kayu, sedangkan kopi itu direbus dan mendidih di dalamnya. Saya pernah menyaksikan orang tua itu menuang kopi yang sedang mendidih itu ke dalam sebuah cangkir keramik, kemudian langsung meminumnya, sampai seluruh isi cangkir itu habis. Pertama kalinya saya menyaksikan hal itu, maka saya merasa bagaikan diri saya sendiri yang ikut terbakar.

Mengapa ia sanggup melakukan hal semacam itu? Saya sama sekali tidak sanggup, berbuat demikian. Mulut dan leher saya demikian lembutnya sehingga satu sendok teh panas saja su­dah bisa menghanguskan kerongkongan saya. Tentu saja pada awal mulanya orang tua itu pun tidak sanggup melakukannya. Akan tetapi selama bertahun-tahun, dengan cara meminum kopi panas-panas, maka bibirnya dan mulutnya serta tenggorokannya telah menjadi kebal.

Secara rohaniah pun dapat terjadi hal yang serupa. Apabila kita tetap mempertahankan hati nurani yang lembut, maka kesadaran kita pun akan sangat peka. Pada saat kita melakukan kesalahan dan hati nurani kita menuduh kita, maka segera hentikan perbuatan itu. Berucaplah, "Ya Tuhan, ampunilah keteledoran saya. Saya telah membuat kesalahan." Atau bilamana kita berbuat salah kepada orang lain, berkatalah, "Maaf, saya telah melakukan suatu kesalahan. Sudilah kiranya saudara memaafkan saya."

PENGAKUAN:

Saya akan tetap mempertahankan hati nurani saya dalam keadaan lembut dan peka.

Comments

Popular posts from this blog

7 Oct-NAMA ITU

4 Oct-PERSEKUTUAN DALAM DOA

27 Dec-TUGAS BAPA