31 Aug-4. SEGERA PATUHI SUARA ROH
4. SEGERA PATUHI SUARA ROH
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan
Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."
2 Timothy 3:16,17—2 Timotius 3 : 16,17
Apakah
kita telah memperhatikan bahwa merenungkan Firman Tuhan, melaksanakan apa yang
tertera dalam Firman Tuhan, dan menempatkan Firman Tuhan pada kedudukan utama,
merupakan syarat pendahuluan untuk bisa mematuhi suara roh di dalam diri kita?
Apabila roh kita itu telah merenungkan Firman Tuhan, apabila kita telah
menjalankan Firman Tuhan, apabila kita mendahulukan Firman Tuhan di atas
segala-galanya, maka roh kita akan merupakan petunjuk yang berwibawa bagi kita,
petunjuk yang dapat diandalkan.
Dalam
perjalanan waktu apabila kita mengikuti keempat unsur ini, maka kita akan
dapat mengetahui apakah kehendak Tuhan yang sebenarnya, sekalipun dalam segi
kehidupan yang paling kecil.
Firman
Tuhanlah yang harus menguasai jalan pikiran kita, dan bukan otak dan akal budi
kita. Sebab Firman Tuhan itu telah diberikan kepada kita dengan perantaraan Roh
Kudus. Jadi apabila Firman Tuhan itu yang menguasai jalan pikiran kita, maka
Roh Kuduslah yang berkuasa atas jalan pikiran kita.
Firman
Tuhan yang tertulis itu diberikan kepada kita untuk menyesuaikan dan
memperkembangkan sifat-sifat roh kita. Dan tidak ada lain kecuali Firman Tuhan
yang sanggup memperkembangkan, membina, membentuk dan menyesuaikan sifat-sifat
roh kita. Hanya dengan membaca Firman Tuhan tidak dapat banyak menolong kita
membentuk sifat-sifat itu, Itulah sebabnya Tuhan menghendaki agar kita harus
merenungkan Firman Tuhan itu secara sungguh-sungguh.
PENGAKUAN:
Firman
Tuhan itu baik. Saya merenungkan isi Firman Tuhan itu. Saya meninjau apa yang
dikatakan Firman Tuhan dan berbuat seperti apa yang dikatakan dalamnya. Maka
jalan hidup saya pun akan penuh dengan kemakmuran. Saya akan mencapai banyak
keberhasilan dalam hidupku.
Comments
Post a Comment